Back To Nature atau kembali ke alam beberapa waktu terakhir sedang booming ditengah masyarakat. Manusia yang telah mulai sadar dengan kerusakan alam dan pentingnya pengembalian ekosistem membuat mereka berupaya semaksimal mungkin. Salah satu usaha dalam hal tersebut adalah kampanye yang marak dilakukan.
Kampanye tersebut sebaiknya mendapatkan sambutan yang baik dari berbagai kalangan. Kerusakan alam yang berpengaruh pada pemanasan global tentu akan berdampak buruk bagi manusia. Dampak yang telah bisa dirasakan adalah adanya perubahan cuaca dimana waktu hujan dan panas tidak dapat diprediksi lagi.
Masyarakat tani pada masa lalu amat tergantung kepada perkiraan cuaca dalam masa tanam. Hanya dengan melihat pergantian bulan dalam satu tahun mereka bisa memperkirakan kapan akan turunnya hujan dan kapan kemarau. Sejak terjadinya perubahan cuaca mereka menemukan kesulitan dalam sistem pertanian mereka.
Terlebih dengan keadaan tanah yang mulai berubah unsur hara yang terkandung didalamnya. Penggunaan pupuk kimia yang telah memanjakan pada mulanya turut dirasakan keburukannya saat ini. Tanah yang tidak stabil dan cuaca yang tak terkira membuat petani tidak bisa memaksimalkan hasil panen mereka.
Maka sebaiknya dalam dunia pertanian pun sebaiknya turut serta dalam menyukseskan program back to nature ini. Kembali ke alam yang bisa dilakukan oleh para petani adalah dengan penggunaan pupuk non kimia. Pupuk yang lebih bersahabat dengan alam adalah pupuk hayati dan pupuk organik.
Perbedaan Pupuk Hayati Dan Organik
Pupuk merupakan media yang bisa dikatakan pokok bagi petani dalam memaksimalkan tanaman mereka. Dengan adanya pupuk tanaman yang ditanam oleh para petani akan hidup dengan subur serta menghasilkan panen yang lebih memuaskan.
Pupuk hayati bisa termasuk ke dalam pupuk yang bisa diaplikasikan. Pupuk hayati adalah pupuk yang didalamnya terkandung sekumpulan organisme hidup yang segala aktifitasnya dapat bermanfaat untuk kesuburan tanah. Organisme yang berada pada pupuk ini telah melewati penelitian yang cukup panjang sehingga tidak berimbas buruk pada tanaman.
Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup baik dari limbah ternak seperti rumput atau limbah industri seperti tahu dan tempe. Bisa jadi di dalam pupuk organik ini terdapat organisme hidup, namun pupuk ini lebih mengedepankan rekayasa limbah organik.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa pupuk hayati dan pupuk organik memiliki perbedaan. Jika yang satu mengandalkan organisme hidup untuk mempengaruhi atau merangsang kesuburan dan menghalau kecenderungan munculnya bakteri, yang satu murni untuk memberikan kesuburan pada tanah.
Pengaplikasian keduanya tentu menjadi sebuah kombinasi yang bagus untuk mendorong tanaman agar bisa menghasilkan panen yang maksimal. Terlebih jika pupuk tersebut memiliki kemasan ramah lingkungan, tentu back to nature akan lebih cepat untuk diwujudkan.
Manfaat Penggunaan Pupuk Hayati Dan Organik
Penggunaan pupuk hayati dan organik tentunya memiliki banyak manfaat baik bagi tanah ataupun bagi tanaman. Dan berikut adalah beberapa manfaat tersebut :
1. Perbaikan Unsur Hara
Sebagaimana diketahui bahwa pada tanah terdapat unsur hara yang mempengaruhi tanaman yang hidup di atasnya. Unsur hara tersebut jika sering digunakan akan cepat mengalami penurunan. Mikroorganisme yang berada di dalamnya butuh waktu yang cukup lama untuk mengembalikannya pada keadaan semula.
Jika diberikan pupuk kimia pada mulanya unsur hara akan cepat kembali pulih. Hal tersebut karena sifapupk kimia yang memberi rangsangan berlebih pada tanah. Namun jika terus diberikan pupuk kimia maka akan membunuh mikroba yang ada di dalamnya.
Solusi dari unsur hara pada tanah yang terus mengalami penurunan adalah pemberian pupuk hayati dan organik yang dikombinasikan berdasarkan takaran. Keadaan tanah akan membaik tanpa membunuh mikroba yang berada di dalamnya. Karena sifat alami yang berada pada kedua pupuk tersebut.
Baca Juga : Rekomendasi Jasa Perawatan Taman Jogja Dengan Pelayanan Prima
2. Mengurangi Pencemaran
Selain manfaat diatas penggunaan pupuk hayati dan organik akan mengurangi pencemaran pada lingkungan. Sifat alami pada keduanya bersahabat dengan alam sehingga tidak menimbulkan pencemaran. Beberapa pencemaran yang ditimbulkan jika menggunakan pupuk kimia adalah berimbas kepada makhluk hidup yang berada pada air di persawahan. Beberapa hewan air bahkan bisa mati jika terkena efek dari pupuk kimia.
3. Hasil Panen Tidak Berdampak Buruk
Penggunaan pupuk yang alami tentunya berbeda dengan penggunaan pupuk kimia. Jika makanan yang didapatkan dari hasil tanaman dengan pupuk kimia lambat laun akan berpengaruh buruk pada kesehatan, maka penggunaan pupuk alami tidak akan begitu besar dampak buruknya.
Penggunaan pupuk hayati dan pupuk organik selain memberikan dampak yang tak berarti bagi lingkungan juga berlaku pada manusia. Jika manusia mengonsumsi makanan yang baik dan sehat tanpa tercemar zat kimia maka kesehatan dan kebugarannya akan tetap terjaga.
Itulah beberapa manfaat yang akan didapatkan saat menerapkan pupuk hayati dan pupuk organik pada tanaman. Lingkungan akan terjaga dan mengurangi resiko pencemaran terhadap lingkungan yang berlebih. Dengan demikian maka kembali ke alam akan lebih cepat untuk tercapai.
Manusia memang harus terus belajar untuk menjaga alam ini agar kerusakan yang berada di dalamnya bisa diminimalisir. Dalam dunia pertanian selain mengenal perbedaan dan manfaat dari kedua pupuk di atas, akan lebih baik lagi jika juga mengenal lebah trigona dan cara pembudidayaannya.
Dengan demikian potensi untuk memajukan dunia pertanian di negeri ini akan lebih termaksimalkan. Karena sebagaimana diketahui bersama negeri ini pernah menjadi lumbung Asia, dengan penggunaan media yang alami dan peningkatan pengetahuan maka tak mustahil hal tersebut dapat terwujud kembali. Terlebih bisa turut andil dalam pemulihan kerusakan alam.